Daftar Isi Artikel
Hulunews- Belakangan ini praktik catphising — varian penipuan daring yang memadukan teknik catfishing (menyamar sebagai identitas palsu) dengan taktik phishing (memancing korban untuk mengungkap data sensitif) — semakin marak dan semakin sulit dikenali. Pelaku memanfaatkan jejaring sosial, aplikasi kencan, dan platform pesan instan untuk membangun hubungan emosional sementara lalu menyasar data pribadi, foto, atau uang korban.
Modus Operandi
Pelaku biasanya:
- Membuat profil palsu yang meyakinkan (foto hasil suntingan atau diambil dari sumber lain, profil yang sangat rapi).
- Menghabiskan waktu menjalin kepercayaan lewat chat panjang, panggilan suara/video (kadang palsu atau direkayasa).
- Meminta foto pribadi, dokumen, atau akses akun dengan dalih darurat, investasi, atau pengiriman barang.
- Menggabungkan tautan berbahaya atau lampiran yang meminta login untuk “konfirmasi identitas”, lalu mencuri kredensial korban.
Praktik ini berbahaya karena mengandalkan manipulasi emosional: korban yang sudah terikat emosional cenderung menurunkan kewaspadaan dan mengikuti permintaan pelaku.
Dampak pada Korban
Korban catphising bisa mengalami:
- Kehilangan uang akibat transfer atau penipuan investasi.
- Pencurian identitas yang berujung penyalahgunaan data pribadi.
- Kebocoran foto/privasi yang digunakan untuk pemerasan atau penyebaran.
- Trauma emosional dan penurunan kepercayaan terhadap interaksi daring.
Cara Mendeteksi dan Mencegah
Berikut langkah praktis yang bisa dilakukan pengguna internet:
1. Verifikasi identitas secara objektif
- Lakukan pemeriksaan balik foto (reverse image search) bila ragu.
- Periksa konsistensi cerita: detail yang sering berubah bisa jadi tanda palsu.
2. Jangan terburu-buru membagikan data sensitif
- Hindari mengirim foto dokumen identitas, nomor rekening, atau kode OTP.
- Platform resmi tidak akan meminta kata sandi atau OTP lewat pesan pribadi.
3. Waspadai tautan dan lampiran
- Jangan klik tautan yang tampak mencurigakan; cek URL dengan teliti.
- Bila diminta login melalui tautan, buka situs resmi secara manual.
4. Gunakan pengamanan tambahan
- Aktifkan autentikasi dua faktor (2FA) pada akun penting.
- Gunakan kata sandi kuat dan berbeda untuk tiap akun.
5. Laporkan dan blok
- Blok akun yang mencurigakan dan laporkan ke platform (mis. jejaring sosial, aplikasi kencan).
- Simpan bukti percakapan bila perlu dilaporkan ke pihak berwajib.
Saran untuk Platform dan Regulator
Platform yang memfasilitasi interaksi antar-pengguna diminta meningkatkan deteksi akun palsu, memperjelas proses pelaporan, dan memberikan edukasi keamanan secara berkala kepada pengguna. Regulator juga diharapkan memperkuat mekanisme penegakan hukum terhadap penyalahgunaan identitas dan penipuan daring.
Kisah Ilustratif (tanpa identitas)
Seorang pengguna aplikasi kencan menceritakan bahwa ia berkenalan dengan akun yang mengaku bekerja di luar negeri. Setelah beberapa minggu berkomunikasi, pelaku mengaku membutuhkan biaya administrasi untuk pengiriman barang dan mengirim tautan pembayaran palsu. Korban kehilangan sejumlah uang dan kemudian mengetahui akun tersebut adalah palsu.
“Penipuan semacam ini tidak selalu kasar — justru yang membuatnya berbahaya adalah cara pelaku membangun kepercayaan,” ujar seorang pakar keamanan siber yang meminta namanya tidak disebutkan. “Edukasi dan verifikasi kecil sehari-hari bisa sangat efektif mencegah korban.”
Apa yang Harus Dilakukan Jika Menjadi Korban
Pertimbangkan dukungan psikologis bila mengalami trauma.
Segera ubah kata sandi akun yang mungkin terkompromi.
Hubungi bank atau layanan keuangan jika telah terjadi transfer.
Kumpulkan bukti (screenshot, pesan) dan laporkan ke platform serta kepolisian.
Penulis: Yendi Putra